Selasa, 27 Juli 2010

Varises

Varises Betis Kaki

Apakah betis Anda sering terasa sakit untuk berjalan? Adakah tonjolan berkelok-kelok berwarna kebiru-biruan pada lapisan atas kulit betis Anda? Bila demikian, mungkin Anda menderita vena varikosa alias varises.

Varises merupakan pembuluh vena yang melebar dan berkelok-kelok, kelihatan biru dan terletak dekat permukaan kulit. Meski sangat lazim dialami, kehadiran varises tentu saja tak pernah kita harapkan. Selain mengurangi keindahan tungkai, ia juga dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman. 

Pembuluh darah yang menonjol itu bisa berdenyut dan membuat tungkai terasa berat. Tungkai dan kaki yang terkena juga bisa kelihatan bengkak. Bila sudah parah, varises dapat menyebabkan rasa gatal atau pun tukak. Sebenarnya gangguan ini dapat kita temukan di hampir setiap bagian tubuh, namun lokasi yang paling sering di daerah betis dan tungkai sebelah dalam.

Beberapa penyebab dan faktor risiko dari varises di antaranya obesitas, kehamilan, perubahan hormonal saat menopause, riwayat varises dalam keluarga, riwayat penyakit pada vena sepertitromboflebitis (peradangan pembuluh vena), dan aktivitas atau pun hobi yang memaksa seseorang untuk berdiri dalam waktu lama. 

Gejala
-    Pembesaran dan pembelokan pembuluh balik yang jelas terlihat 
-    Nyeri/kejang dan terasa kebal di kaki, terutama saat berdiri 
-    Pembengkakan pada kaki dan tumit 
-    Kulit di sekitar varises bertambah gelap. 

Penyebab
-    Peningkatan tekanan pada vena di bawah tubuh karena kehamilan, persalinan atau sering mengangkat beban berat. 
-    Kelainan sejak lahir dari klep vena, sehingga gagal mencegah aliran balik darah. 

Komplikasi
-    Eksema (ruam kulit) yang sangat gatal. 
-    Perdarahan karena cedera dan pembuluh balik robek. 
-    Ulserasi (terbentuknya luka). 

Yang Dapat Dilakukan
-    Sering istirahat dengan kaki ditinggikan. 
-    Bila harus berdiri/duduk terlalu lama, gerakkan kaki sebanyak mungkin. 
-    Gunakan stocking yang menopang. 
-    Periksa dokter bila ada komplikasi. 

Tindakan Dokter
-    Memberi resep salep pereda gatal. 
-    Mengobati komplikasi bila ada. 
-    Menyuntik cairan sclerosa untuk mengecilkan varises. 

Pencegahan
Hindari duduk/berdiri terlalu lama. Bisa sedang terpaksa berdiri lama, gerakkan jari-jari kaki.




Varises di Vagina

Varises tidak hanya terjadi di kaki, tetapi juga di bagian tubuh lain, seperti di vagina. Sebenarnya secara anatomi sama saja varises vagina dengan varises di bagian tubuh lain, yakni terjadinya pelebaran pembuluh vena.
Volume darah pada wanita hamil bertambah banyak, bisa sampai 20 persen, sehingga terjadi pengenceran darah. Dengan bertambahnya volume darah dan juga beban tubuh, maka organ-organ yang banyak memiliki pembuluh vena seperti vagina mengalami pelebaran.


Varises pada vagina bisa dicegah dengan konsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya akan antioksidan alami serta serat. Varises pada vagina terkait dengan kekuatan otot-otot dan dinding-dinding pembuluh darah ibu hamil.
Jika ibu hamil memiliki tubuh yang sehat, maka otot-otot dan dinding-dinding pembuluh darahnya pun lebih kuat dan sehat. Varises yang terjadi di vagina akan menyulitkan ibu hamil untuk melahirkan secara normal. Kalau kondisinva memang sedemikian sulit, dokter akan menyarankan untuk operasi sesar.


Bisa menetap



Seperti sudah disebutkan, pencegahan jelas lebih baik. Sebab, bila varises telah muncul, kemungkinan akan menetap. Meski ada juga yang 3-4 bulan setelah melahirkan varises akan hilang dengan sendirinya. Tapi kalau ibu hamil memiliki faktor risiko, seperti orangtuanya juga mengalami varises, kegemukan, hamil di atas 40 tahun dan sebagainya, kemungkinan varises akan menetap. 


Selain menimbulkan rasa nyeri, secara psikologis varises akan mengganggu karena kaki terlihat "buruk". Varises di anus (wasir/ambeien) juga sangat mengganggu saat kambuh. Selama kehamilan, dokter tidak bisa melakukan pengobatan langsung. Setelah si ibu melahirkan, beberapa tindakan bisa dilakukan, yaitu:


Pemberian obat

Pemberian obat yang berfungsi untuk mengistirahatkan pembuluh darah yang sudah tidak aktif dan mengalihkan fungsinya pada pembuluh darah yang masih baik bisa dilakukan setelah si ibu melahirkan. Begitu juga dengan penyuntikan obat-obatan ke daerah yang mengalami gangguan varises bisa dilakukan guna menonaktifkan vena yang rusak.


Bila dianggap perlu, dokter akan melakukan bedah kosmetik atau tindakan bedah vaskuler.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar